FEBI UIN Raden Intan Lampung – Oktober 2017
Upacara Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2017 dilaksanakan oleh segenap Sivitas Akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, hari ini, Senin 23 Oktober 2017 di Lapangan Rektorat kampus setempat. Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober tiap tahunnya sudah dimulai semenjak 2 (dua) tahun yang lalu ditandai dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Keppres tersebut ditandatangani Presiden Jokowi pada Kamis (15/10/2015) yang lalu.
Sebagai informasi, meskipun ada Peringatan Hari Santri Nasional, namun 22 Oktober tidak menjadi hari libur meski telah ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional seperti yang dilansir dari website nasional.kompas.com. “Dengan keputusan ini, 22 Oktober jadi Hari Santri dan bukan libur nasional,” ucap Sekretaris Kabinet, Pramono Agung.
Terkait dengan amanat Rektor dalam Upacara Peringatan Hari Santri Nasional yang diselenggarakan oleh UIN Raden Intan Lampung, Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag. menyampaikan bahwa Peringatan Hari Santri Nasional merupakan ide cemerlang Bapak Presiden RI yang juga menjadi hal yang sangat positif bagi Umat Muslim secara khusus, dan masyarakat Indonesia umumnya. Beliau juga menambahkan bahwa Santri tidak hanya didefinisikan sebagai seseorang yang belajar Ilmu Agama Islam di Pondok Pesantren saja, melainkan seluruh umat muslim di Indonesia juga merupakan santri-santri yang dalam arti luas belajar Ilmu Agama sampai akhir hayat. “Santri tidak mesti mondok, kita semua ya bisa dibilang santri.” tegas beliau.
Selanjutnya, Rektor juga menyampaikan bahwa dalam rangka Peringatan Hari Santri Nasional kali ini, pimpinan kampus telah menerbitkan Surat Edaran Nomor: B.2279/Un.16/R/KS.02/10/2017 tanggal 20 Oktober 2017 tentang Hari Santri Tahun 2017 yang menginstuksikan kepada seluruh Sivitas Akademika UIN Raden Intan Lampung untuk berpakaian ala santri. “Alhamdulillah, pemandangan hari ini sangatlah berbeda dari hari biasanya, kita semua mengenakan pakaian muslim, sarungan, dan pakai sandal ala santri.” tambah beliau. Rektor juga memaparkan harapannya bahwa berpakaian ala santri akan diterapkan ke depannya bagi seluruh Sivitas Akademika UIN Raden Intan Lampung. “Paling tidak kita akan mengenakan pakaian santri seperti ini minimal 1 (satu) kali dalam sebulan atau bahkan bisa satu hari dalam satu pekan.” Hal ini tentu merupakan hal yang sangat relevan dan positif mengingat kampus UIN adalah kampus yang berbasis pada agama Islam. “Pakaian ala santri akan menjadi ciri khas identitas kita dan sebagai pembeda dari kampus-kampus lainnya yang ada di Provinsi Lampung.” pungkasnya.
Dalam upacara tersebut, bertindak sebagai Imam Doa, yaitu Bapak Dr. H. Khairuddin Tahmid, M.H. sebagai Wakil Dekan I Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung dan juga menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung bermunajat seraya menyampaikakn bahwa 22 Oktober 1945 merupakan tanggal ketika Kiai Hasyim Asy’ari mengumumkan fatwanya yang disebut sebagai Resolusi Jihad. Resolusi Jihad yang lahir melalui musyawarah ratusan Kiai dari berbagai daerah tersebut merespons agresi Belanda-II. Resolusi itu memuat seruan bahwa setiap Muslim wajib memerangi penjajah. Para pejuang yang gugur dalam peperangan melawan penjajah pun dianggap mati syahid. “Di zaman itu, Kiyai Hasyim menegaskan bahwa umat muslim harus berjihad mengusir penjajah dari bumi pertiwi, dan Fardhu ‘Ain hukumnya bagi umat muslim untuk hal tersebut.” tegas beliau.
Sementara itu, Dekan FEBI, Dr. Moh. Bahruddin, M.A. dalam kesempatan wawancara melalui jejaring sosial whatssapp [11:44, 10/23/2017] menyampaikan bahwa Hari santri sangat penting diperingati karena memiliki niliai hisoris, dimana kaum santri telah berkontribusi aktif dan positif terhadap perjuangan dan pembangunan bangsa, sejak zaman pra-kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan dan bahkan dalam proses pembangunan bangsa dewasa ini. Pangeran Diponegoro (pejuang), KH Hasyim Asy’ari (NU), KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), A. Hasan (Persis) dan KH Abdurrahman Wahid, hanyalah sebagian kecil contoh kongkritnya. Selain itu, Kaum santri yang dahulu diasumsikan kaum terbelakang, kini terbantahkan dengan tampilnya para alumni pesantren dalam dinamika pembangunan Indonesia modern dewasa ini. Hal penting yang harus diteladani oleh generasi muda dari kaum santri adalah jiwa kemandirian, kewirausahaan, keuletan dan keikhlasan dalam setiap amaliyah yang dilakukannya. “Semoga peringatan Hari Santri Nasional di kampus UIN Raden Intan Lampung ini akan menginspirasi dan menstimulasi segenap sivitas akademikanya dalam mewarisi jiwa dan semngat kaum santri tersebut, aamiin YRA.” pungkas beliau.
-DS-